Sendok Makan, Agar Santan Tidak Pecah

Rabu, April 27, 2016

pict: liputan6.com (lupa ambil gambar sendiri)

Sebetulnya blog saya ini berusaha disiplin dengan punya jadwal. Senin, saya maunya cerita apa saja soal sains. Bagaimana pun, meski saya bukan anak sekolahan lagi melainkan emak-emak yang mulai rempong, saya tetap suka belajar sains utamanya biologi, lebih utamanya lagi botani. Selasa, terserah, saya tidak memasang agenda khusus hari itu. Jadi, saya bisa pilih mau posting info lomba, info media atau sekadar cerita lepas begitu saja. Rabu, sebisa mungkin nulis untuk “Kota Buku”. Utamanya review buku yang sudah saya baca. Kamis, menyajikan tips-tips. Ya, hidup kita ini kan memang dipenuhi tips-tips, entah dari buku, turun temurun atau nemu tak sengaja di suatu tempat. Dan, kesemuanya itu amat rugi jika tidak dibagi.
Jumat, ini hari spesial. Kenapa? Hari ini hari dimana saya khususkan untuk berterima kasih kepada orang-orang yang telah menginspirasi saya dengan menuliskan apa saja tentang mereka. Sabtu, posting tentang fiksi. Jadi, misalnya saya punya karya yang lolos media (semoga), saya akan posting hari itu, insya Allah. Ahad, kisah hikmah. Pengalaman saya atau pengalaman orang lain yang barangkali baik untuk dibagi sebagai pengingat dan renungan.
Itu jadwalnya. Dan, akan ada beberapa hal yang akan saya posting tanpa mengikuti ketentuan. Bebas saja. Semisal “Selaksa Ingatan” ata “Curhat Harian”. Juga, sebetulnya, saya berniat untuk posting segala apa yang sudah saya pelajari.
Meski (kadang) ragu saya mampu, saya akan usahakan untuk patuh. Hehe.
Aduh, maaf ya, saya sungguh tak berniat bohong dengan bercuap panjang lebar begini. Kok judul lain sama isi? Ini cuma pengantar (tidak penting), kok. Bisa di-skip. #peace.
Dan, karena hari ini Kamis, artinya saya mesti posting “tips-tips”.
Bagaimana cara masak santan tanpa pecah? Barangkali ini bukan hal asing lagi, ya? Apalagi untuk emak-emak. Bahkan mungkin, ada yang punya tips unik yang tidak terdeteksi sama mbah Google. Saya cuma mau share sedikit pengalaman soal masak santan itu. Siapa tahu pengalaman saya ini ada yang baru dengar.
Dulu, saya masak santan seperti banyak tips yang bertebaran di kediaman mbah Google (saya tahu karena saya search, xixi). Sekarang juga masih pakai cara itu, sih, kadang. Yang prosesnya seperti ini; santan perasan pertama atau santan kental dipisah sama santan perasan berikutnya. Pas santan dimasak, harus pakai api kecil sambil terus diaduk. Dan di akhir-akhir proses masak, santan kental tadi baru dimasukkan. Ini untuk menjaga gurihnya. Jadi, santan tidak pecah dan tetap gurih.
Pasca nikah, saya masak di rumah mertua. Iya dong ya, masa’ di rumah mertua mau kelihatan malas. Hihi. Meski takut-takut masakan tidak enak, saya tetap melakukannya. Menunya waktu itu “Sayur Santan Daun Singkong.” Maka telatenlah saya mulai dari memarut kelapa, memeras, pokoknya sampai sayur itu terhidang di meja.
 “Mamak punya cara yang lebih gampang,” suami saya nyeletuk.
Saya mengernyit.
“Santannya tidak usah dipisah begitu, langsung saja. Masukkan sendok makan. Diaduk sekali-kali sampai mendidih. Sudah mi!” jelas suami saya lagi.
“Sendok makan?” saya terheran-heran. Baru kali itu mendengar kalau sendok makan ternyata bisa dimasak. Eh, maksud saya membantu supaya santan tidak pecah saat dimasak.
Setelah hari itu, kalau saya masak santan lagi dan malas ribet (peras, pisah, aduk), saya pakai cara ke dua. Dengan memasukkan sendok makan (yang terbuat dari stainles steel) dan aduk sekali-kali. Beres.
Santannya betulan tidak pecah, lho! Meski ... gurihnya memang tidak segurih cara pertama.
Dan, yang mengganggu pikiran saya adalah “kok bisa seperti itu?” Saya sudah cari-cari tapi belum menemu jawaban. Apa kandungan sendok yang membuat santan itu tidak pecah? Reaksi kimia apa yang terjadi?
Ah, saya sungguh penasaran. Ada yang tahu kenapa begitu?

***

You Might Also Like

0 komentar

IIDN-ers

IIDN-ers

Komunitas Blogger

Komunitas Blogger

Kumpulan Emak Blogger

Kumpulan Emak Blogger