Ramadhan dan Novel-Novel
Jumat, Juni 27, 2014
Tetap sama. Aku masih perempuan penyuka
daun-daun dan gerimis dan udara pagi. Ah ya, kuberi tahu kau, aku menulis ini
dalam suasana paling sempurna. Dini hari dengan rintik-rintik kecil di luar
sana. Samar tapi menenangkan.
Tiba-tiba aku ingin menuliskan banyak
hal. Satu cerpen bercerita tentang kemalangan seorang perempuan yang ditinggal
mati Ayahnya, beres. Dan, mataku tak kunjung bisa terpejam. Mungkin karena tadi
aku mengkonsumsi sekotak kopi. Atau bisa juga karena pikiranku mengambang dan dadaku
terasa sepi sekali. Atau … bisa juga karena aku merindukan beberapa orang dan
tempat. Hahaha … yang paling akurat, kurasa, karena Paulo Coelho –By The River
Piedra, I sat Down and Wept—di genggamanku belum habis kubaca. Juga, aku tidak
tenang dengan detak jam yang sekarang-sekarang ini seperti berlari, terlalu
cepat berlalu.
Eh hari ini puasa. Hmm … meski sebagian
besar orang di kota dan negara ini memulainya besok. Satu hal yang tumpah ruah dalam
dadaku adalah rindu. Rindu yang sekarat. Yang bertumpuk. Yang terlalu banyak.
Satu tahun sudah aku tak pulang-pulang (kalau sampai tiga tahun, bisa-bisa aku
menjelma “mbak thoyib”. Duh … duh). Beberapa hal menjadi alasan
ketidakpulanganku selama setahun itu. Beberapa hal yang tidak akan aku
ceritakan. Hehe.
Ibuku tadi menelepon. Tidak lagi
menanyakanmu. Sudah lama memang beliau menghilangkan kebiasaan itu. Kalau pun
lupa (bertanya kabarmu, misalnya) , aku langsung siaga, memberi lampu merah
untuk segera berhenti. Toh, aku tidak lagi tahu menahu soal kau. Yang Ibu
obrolkan tadi mirip dengan kemarin-kemarin. Skripsi. Semangat. Apa kabar naskah
novelku? Bedanya … tadi Ibu lebih menekankan untuk segera menyelesaikan
novelku. Dan wooow itu membuat semangatku melejit setinggi dan sejauh-jauhnya. Hoho.
Apalagi ya …? Mungkin sebaiknya aku
segera memulai menulis. Oh ya, maaf jika di awal, tengah dan akhir tulisan ini
rasanya beda-beda. Hehe. Satu lagi … besok puasa, jadi aku mau bilang, “selamat
berpuasa. Maafkanlah segala salah-salahku yang lalu. Mari memperbaiki diri.”
Makassar, 28 Juni 2014


2 komentar
wah, kalau novelnya udah terbit jangan lupa kabari ya~ :D
BalasHapusMakasih Rangga udah berkunjung. Sip deh nanti dikabari. Mohon doanya, ya. :)
Hapus