Cinta itu … mungkin seperti ini

Selasa, April 22, 2014


Di halaman, daun-daun gugur dan menerpa jendela kamar. Saya selalu menyukai daun-daun itu, yang luruh tanpa beban. Yang ikhlas menyediakan tempat bagi tunas-tunas baru. Yang tidak pernah membenci angin yang menjatuhkannya.

Di bawah sana, di batangnya yang kokoh, seorang lelaki sibuk memaki lewat telepon. Makin menjadi ketika perempuan seumuran saya (kira-kira 22 tahun) berlari-lari kecil menghampirinya. Perempuan itu sibuk mengatur napas, sementara si lelaki sibuk menyalahkan. Ahh … betapa cinta seolah membutakan.

Dulu sekali, saya pikir cinta adalah memberi segalanya. Yang tulus. Yang tanpa pamrih. Yang bertukar kabar setiap hari. Yang mengingatkan kapan waktu makan dan gosok gigi. Yang pada akhirnya membuat jengah dan bosan.

Ada suatu masa dimana kita akan menyadari betapa banyak waktu terbuang sia-sia. Waktu yang dihabiskan bersama, tidak jelas. Telpon-telponan. Di hari libur; menyusuri pantai, pusat-pusat belanja atau sekadar duduk bertukar cerita. Bahagia memang. Cinta itu karunia Tuhan memang. Tapi … saya pikir, semuanya akan lebih indah ketika kita menyimpannya rapat-rapat sebelum waktu dan orang yang tepat itu tiba. 

Makassar, 22 April 2014



You Might Also Like

0 komentar

IIDN-ers

IIDN-ers

Komunitas Blogger

Komunitas Blogger

Kumpulan Emak Blogger

Kumpulan Emak Blogger