CATATAN KECIL MALAM INI
Minggu, Juli 21, 2013
Mataku tak berkedip. Menikmati gumpalan
awan yang berubah warna, putih … kelabu … memekat dan menjatuhkan titik-titik
air. Segerombolan burung bercicit di atas gedung tua. Mengepakkan sayapnya yang
kedinginan. Gerimis dan sunyi.
Aku berdiri di tengah setapak,
merentangkan tangan, tertawa dan mencoba memuntahkan lelucon-lelucon garing. Menengadah
dan membiarkan wajahku basah oleh air dari atas atap. Aku sempurna
menyembunyikan perasaan itu. Beban itu.
Di sebuah rumah makan yang berada tepat
di pinggir pantai, aku membuang jauh pandangan. Memikirkan perihal kematian dan
rindu terpendam. Juga kubayangkan diriku melarungkan luka di air pantai yang
penuh merkuri. Langit kemerahan bersaput awan hitam, titik-titik airnya
mengingatkanku pada kesedihan di mata Ibu. Pada persoalan yang tak
tuntas-tuntas.
Berusaha … berusaha … dan berdoalah.
Hanya itu yang kubisikkan berkali-kali di telingaku sendiri. Semoga pada
perulangan berikutnya, telah ada sebingkis senyum untuk Ibu.
***
Makassar, 21 Juli 2013
0 komentar