Janji untuk Janji-Janji
Jumat, Oktober 19, 2012
Sabtu, 29 September 2012
Siang
tadi aku kembali menyesali diriku. Kesalahan yang sama. Rasa yang sama.
Ketakutan yang sama. Ah…selalu saja begitu. Aku selalu terbelenggu pada pikirku
yang bermental krupuk. Padahal sudah berulang kali aku mengikrarkan janji. Come
on Dian…move on now!.
Kepulanganku
dari KKN beberapa hari lalu sudah membentuk pribadiku yang berbeda. Lebih baik,
begitu menurutku. Dan seperti yang dulu-dulu, aku mengikrarkan sederet janji
untuk lebih memperbaiki hidupku. Tapi siang tadi, apa yang aku lakukan? Aku
bahkan ragu walau hanya sekedar mengangkat tangan dan bertanya. Payah…mana
janji manismu Dian? Janji pada dirimu sendiri.
Sederet
janji itu benar-benar tak tertepati. Pertemuan kedua kuliah di semester tujuh.
Kuliah Bioteknologi yang diasuh pak Hartono, S.Si. M. Pd. M. Biotech itu
sebenarnya sangat menyenangkan, apalagi suasananya masih suasana temu kangen dengan
teman lain. Pertemuan kedua setelah KKN berbulan-bulan. Yang mengubah suasana
adalah sikapku sendiri. Pasalnya tadi adalah presentasi tugas yang diberikan
minggu lalu. Dan aku? Sama sekali tak berani untuk mengajukan diri, memberi
pertanyaan pun tidak. How could be I am?
Kebiasaan
yang harusnya telah basi dan dibuang jauh-jauh. Aku hanya memperhatikan
sekeliling. Memperhatikan teman-temanku yang sibuk menyimak, entah menyimak
presentasi atau yang lain. Memperhatikan presentasi yang kadang mencipta jenuh.
Sejauh ini aku belum bersuara. Belum mengajukan pertanyaan sama sekali. Padahal
ada banyak unek-unek memuakkan memenuhi kepalaku. Kenapa begini, kenapa begitu,
lho kok bisa begitu? Ah pokoknya ada banyak rangkaian tanya yang tersusun
paralel. Hingga jam kuliah usai, aku masih diam.
Apa
aku harus mencipta sederet janji lagi? Atau mesti kuhadirkan berderet-deret
janji agar aku lebih giat? Jawabannya pasti. Akan ada janji-janji baru.
Janji-janji pembaikan masa depan. Dan kutambahkan satu janji lagi, janji untuk
berderet janji. Janji untuk melaksanakan janji-janji.
0 komentar