Banyakin Sedekah Sayang!

Jumat, Oktober 19, 2012


Jumat, 12 Oktober 2012

Hari ini Allah mengujiku dan mungkin sekalian menegurku. Hari yang sangat melelahkan. Sebenarnya semua biasa saja. Pagi yang biasa. Rutinitas yang biasa. Sampai akhirnya kudengar kabar itu. Kabar tentangnya, kabar yang meracuni otakku. Pening. Hatiku terkapar sedih.

Bagaimanapun aktivitas harus terus berlanjut. Hari ini sudah kurencanakan untuk menemani sahabatku menyelesaikan penelitiannya di sebuah sekolah, setelah itu ke ATM, mengambil sisa tabungan untuk keperluan sebulan. Juga untuk beberapa kegiatan minggu depan, workshop menulis di Unhas, seminarnya mbak Oki Setiana Dewi dan lomba menulis faber castell.

Dalam perjalanan aku berusaha membujuk dan merayu hatiku agar tak berlarut dalam sedih. Toh semuanya masih baik-baik saja. Walau aku tak bisa berbohong bahwa ada bagian yang hilang. Ada sepotong kisah yang tak lengkap. Tapi sudahlah, biar Allah saja yang menagtur jalan ceritanya. Kelak aku pasti menemu bahagia. Di sekolah tempat sahabatku meneliti, aku cukup terhibur. Suasana ramai yang indah, masa-masa SMA yang menstimulus rasa rinduku untuk buncah. Aku rindu masa itu.

Mega mulai terik. Aku dan Endang sahabatku memutuskan untuk pulang. Sebentar lagi sholat jum’at. Kami sepakat untuk singgah di ATM terdekat. Sudah kuperhitungkan matang-matang barang yang akan kubeli, juga kegiatan-kegiatan yang harus kubayar. Workshop menulis sepuluh ribu rupiah, seminarnya mbak Oki lima puluh ribu rupiah, lomba faber castell lima belas ribu rupiah, dan lain-lain. Aku siap menunggu uang keluar dari mesin ATM. Gagal. Kucoba sekali lagi dan lagi-lagi gagal. Kata petugasnya sedang ada perbaikan. Aku dan Endang pergi mencari ATM lain. Kartu ATM aku masukkan ke dalam mesin dan aku benar-benar kaget bukan main. Saldo anda nol rupiah. Begitu mesin ATM memberi info. Ya Allah, ada apa ini? Padahal baru saja sms banking memberi info bahwa saldoku sekian sekian. Kulaporkan pada petugas dan katanya ini biasa terjadi. Telah terjadi kesalahan di ATM yang rusak tadi.

Aku pulang dengan rasa sesak yang menggumpal. Air mataku rasanya ingin tumpah. Semua kegiatan itu akhirnya harus batal. Mungkin ini ujian dari Allah agar aku lebih sabar. Bukankah hari ulang tahunku sebentar lagi, Allah sedang menuntunku untuk menjadi lebih dewasa. Atau Allah sedang menegurku, mungkin aku jarang bersedekah di jalanNya. Tangisku benar-benar tumpah saat mengingat bayangnya. Ah dia tak lagi ada untukku. Aku tak bisa lagi bercerita panjang dan mengadu. Tangisku berhenti, aku akan tersenyum. Aku tidak lemah. Aku suka tantangan seperti ini. Tantangan yang akan mendewasakanku. Akan ada yang lebih hebat dari ini kelak, karena aku calon orang hebat (hehe kePDan, biarin aja ^_^). Dan satu lagi, “Banyakin sedekah sayang!” bisikku pada diri sendiri.

Makassar, kosku yang gerah

You Might Also Like

0 komentar

IIDN-ers

IIDN-ers

Komunitas Blogger

Komunitas Blogger

Kumpulan Emak Blogger

Kumpulan Emak Blogger