PULANG

Sabtu, Juli 12, 2014



Pulang tumbuh dan berkembang dengan rasa macam-macam seperti jajanan warna-warni di pinggir jalan. Tidak seperti dulu, hanya diapit dua kata; rindu dan bahagia. Dalam diri yang menunggu pelukan, pulang menerjemahkan banyak yang  lain. Sedih. Cemas. Takut. Tergesa.


Di rumah berhalaman luas dan penuh cekikikan anak-anak, foto-foto diturunkan. Diganti rencana-rencana dan harapan-harapan yang belum kentara. Suatu malam, anak-anak dan ibunya erat menggenggam. Tubuhnya meriang dan menangis diam-diam.


Lebaran adalah perayaan, meski dipaksakan. Hati baru berganti obrolan-obrolan bising tentang benda-benda yang harus dibeli di pasar-pasar.


Pulang dan lebaran kadang-kadang menjadi cemas yang dirindukan. 


_Makassar, menjelang lebaran 2014_



You Might Also Like

8 komentar

  1. Balasan
    1. Kangen kampung. :'(

      Iis ayo pulang ke kota daeng. :D

      Hapus
  2. Balasan
    1. Wah saya belum. Sudah satu tahun tak injak rumah di kampung. -_-

      Hapus
  3. Keren.

    Dikpa kalau pulang ke mana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kak Niar sudah mampir.

      Saya pulang ke Luwu Utara, Kak. Kalau kita' Kak, dimana kampung ta'?

      Hapus
  4. Mauka juga pulang, rnduma orang rumah yang rame pas buka puasa. Rindu bereksperimen. Cemas karena proposal tak kunjung acc.
    #curcolcolongan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nahla bukannya sudah pulang kampung?

      Saya ini sudah setahun ndak pernah pulang. :'(


      Semoga cepat acc proposalnya. Amin. :)

      Hapus

IIDN-ers

IIDN-ers

Komunitas Blogger

Komunitas Blogger

Kumpulan Emak Blogger

Kumpulan Emak Blogger