Makassar, Sepanjang Hari Itu ....
Senin, Mei 11, 2015
Hal membahagiakan salah
satunya adalah berkeliling selama yang kita suka dan sejauh yang kita mau.
Sebetulnya saya sedang
asyik-asyiknya melalap sebuah buku, judulnya Isabella, ketika adik-adik dan
suami bersepakat jalan-jalan. Tentang Isabella, saya yakin bagi pembelajar yang
Islam, tak akan melepas buku ini sebelum tamat.
Tujuan kami pasar
Butung—pusat grosir pakaian Makassar, lalu benteng Rotterdam dan rencananya
senja akan kami habiskan di pantai Losari. Alhamdulillah kesemuanya kami
datangi meski lelah juga kerap menyambangi. Ah, utamanya saya. Sayalah yang
sebenarnya cepat sekali lelah hari itu.
Suami saya sudah seperti
pemandu wisata saja. Menjelaskan tempat-tempat penting yang kami lewati.
Kampus-kampus, kantor gubernur, graha pena FAJAR, dan banyak lagi. Bagus juga,
saya pikir, itu bisa banyak membantu adik-adik yang belum begitu paham dengan
kota ini. Saya sendiri, dalam pete-pete, masih sibuk menghabiskan “Isabella”.
Meski di rumah sedang ada titipan motor dari sepupu—yang artinya ada dua motor,
kami memilih naik pete-pete. Saya tak berani melepas adik-adik itu naik motor
sendiri. Saya saja kalau ukuran kota, betul-betul menggeleng untuk hal itu.
Entah berapa kali kami
harus memutari pasar Butung, tiga, empat ... ah, entah berapa tepatnya.
Begitulah, kalau perempuan (adik-adik saya) berbelanja. Telaten sekali membandingkan
harga—tidak termasuk saya.
Dan, betapa gifonya.
Wkwkwkwk.
Rahma, setelah entah berapa kali keliling
akhirnya membeli baju monyet-monyet.
Yang
ini, Tenri, setelah capek, akhirnya bisa juga dibujuk untuk tidak beli celana
tapi rok, bukan sweater tapi kemeja tunik. Xixixi.
Di pasar ini (Butung), banyak sekali pakaian yang obral harga segini.
Setelah adik saya itu menemukan apa yang mereka cari, akhirnya kami (saya dan suami) plong juga. Perjalanan akan dilanjutkan dan lelah sudah menyerang diri ini dari tadi. Hoho.
Ini tidak sadar, pas habis shalat ashar ternyata ada yang jepret.
Karena kami mengira jarak pasar dan benteng Rotterdam tidak begitu jauh, kami memutuskan jalan kaki. Dan, masya Allah di luar sangkaan, jauh ternyata.
Perjalanan kami masih berlanjut, tapi ... disambung di postingan berikutnya, ya .... ^_^
0 komentar