LA dari Kak AR
Rabu, Juli 16, 2014
Assalamu’alaikum.
Licik. Selalu licik. Kalau kamu mengataiku “licik”, saya akan bilang, kamu lebih “licik”, kak AR. Mestinya Liebster Award ini berlanjut bukan berbalik. Tapi karena penerimanya kamu, yang merasa tidak adil kalau saya juga tidak diberi pertanyaan, akhirnya saya punya PR lagi. Dan, coba perhatikan pertanyaan-pertanyaanmu, kak AR. Rumit kuadrat. Di bagian tertentu membuat saya berpikir panjang untuk menjawab. Tapi … seperti yang saya katakan, saya selalu berbahagia menerima hadiah. Jadi, terima kasih.
Licik. Selalu licik. Kalau kamu mengataiku “licik”, saya akan bilang, kamu lebih “licik”, kak AR. Mestinya Liebster Award ini berlanjut bukan berbalik. Tapi karena penerimanya kamu, yang merasa tidak adil kalau saya juga tidak diberi pertanyaan, akhirnya saya punya PR lagi. Dan, coba perhatikan pertanyaan-pertanyaanmu, kak AR. Rumit kuadrat. Di bagian tertentu membuat saya berpikir panjang untuk menjawab. Tapi … seperti yang saya katakan, saya selalu berbahagia menerima hadiah. Jadi, terima kasih.
Ah ya, saya jadi tahu beberapa hal tentangmu—yang
lahir di hari janji pemuda diikrarkan. Lebih suka pakai intuisi, tidak rapi,
bergolongan darah O, generalis, dan selebihnya sudah pernah kamu ceritakan.
Sebelas hal tentang saya, hmm … saya
pikir tidak perlu diposting lagi. Sudah jelas di sini.
Lanjut, menjawab sebelas pertanyaanmu.
- Lebih utama mana, logika, insting, atau intuisi? Kenapa?
Mungkin seperti kebanyakan
perempuan, saya lebih mengutamakan insting. Naluri. Meski dalam beberapa hal,
logika amatlah penting. Tapi bagaimana pun logika mengambil peran, naluri
selalu ada menyertai. Naluri seorang perempuan, begitu kira-kira. Yang saya
pegang, mengutip dialog “Para Pencari Tuhan”, “Bagaimana pun tegasnya keputusan
yang kamu buat, tetap sertakan kasih sayang”. J Dalam hal apa pun, saya selalu
mendengarkan apa yang hati saya bilang. Jiiiaah.
Anak muda keren itu yang mencintai
Tuhannya dengan sebenar-benar cinta. Yang tidak hanya memikirkan dirinya sendiri
tapi juga sekitarnya. Yang haus ilmu, pribadi pembelajar.
- Bagaimana jika calon suami/istri kawan-kawan sekalian punya masa lalu yang suram?
Tidak masalah selama dia mau belajar
dan memperbaiki diri. Masa lalu suram bukan alasan untuk menghukumi seseorang.
Siapa tahu dia malah lebih kuat setelah melalui masa-masa itu. Lebih haus ilmu
dan bertekad memperjuangkan jalannya yang baru.
- Pernah berkunjung ke rumah ini: Hamid Malewa, (sempatkan yang belum), hal apa yang kawan sekalian bisa temukan?
Banyak. Saya paling suka cerita
tentang bocah-bocah. Saya menemukan kebahagiaan kanak-kanak di sana.
Tulisan-tulisan lain juga menyenangkan untuk dinikmati. Ringan dan berisi.
- Seberapa jauh prinsip pribadi itu bisa dipertahankan?
Seberapa lama kita hidup. Ada
beberapa prinsip yang memang harus dipertahankan sampai mati. Tapi ada juga
yang bakal berubah seiring ilmu yang dipelajari. Apa pun itu, jadilah pribadi
berprinsip. Bukan pribadi ikut-ikutan dengan apa yang lagi trend.
- Bagi yang mengenal saya, yang sudah lama, termasuk yang baru baca 11 poin tentang saya, apa komentarnya?
Apa, ya? Licik. Hahaha. Kepala
keluarga KIA dan MINASA yang baik. Saya tidak ingin memuji, takut lehermu
bertambah panjang, Kak. Wkwkwk. :p
- Bagaimana menurut tafsir kawan sekalian dengan kata ini: Berdamai dengan Diri Sendiri?
Berdamai dengan diri sendiri;
memaafkan, mendengarkan, memahami. Ada beberapa kesalahan di masa lalu yang
mungkin membuat kita merasa terhukumi dan diterungku sesal juga sedih. Maafkan
dirimu yang bukan malaikat itu. Lepas dan lihatlah dunia baru yang menunggumu.
Dengarkan apa yang hatimu bilang dan pahami ia. Kita bisa selalu berbahagia dengan
berdamai. ---à Ini berdamai dengan diri sendiri versi saya. Hehe.
- Apa standar atau ukuran kebahagian bagi kawan sekalian?
Tidak ada standar. Saya bisa bahagia
kapan, dimana dan karena apa saja. Bahkan dengan sekadar memandang keluar
jendela saat langit pekat, daun melambai pelan dan sinar lampu menyiram sekujur
jalan. Atau hanya karena menerima sebuah senyuman orang tak dikenal di jalan
sore tadi. Atau … apa saja. Tanpa standar.
- Medsos bagi kawan sekalian adalah?
Tempat dimana kamu bisa menemukan
keluarga baru. Medsos saaangat bermanfaat, menurutku. Bukankah kita akrab
melalui rumah (medsos) ini, kak AR? Hahaha.
- Menikah bagi kawan sekalian adalah? Kriteria suami/istri yang kalian dambakan? Dan, bagaimana jika pasangan kalian tidak seperti kriteria itu? (korupsi dua pertanyaan :D)
(Ini pertanyaan paling sulit dan
rasanya saya mau kabur dan tidak meneruskan menjawab, tapi … baiklah).
Menikah itu menuju pintu-pintu
kebahagiaan. Menikah itu ladang pahala dan amanah. Hmm … untuk kriteria, satu
yang harus, seagama dengan saya. Bisa menuntun saya ke surga. Insyaallah. Untuk
kriteria ini, saya akan selalu berdoa supaya Allah mengabulkan. Kalau jodoh
saya bukan yang seperti itu, sesungguhnya Allah tahu mana yang terbaik untuk
hamba-Nya.
- Jika ada dual hal yang bisa segera kawan sekalian dapatkan sekarang, hal apa yang paling kalian inginkan?
Pertama, kumpul lagi dengan ibu dan
adik-adik (sekarang ini kami tinggalnya pisah-pisah). Kedua, buku-buku. J
Karena ini award balasan, maka tidak
saya lanjutkan kemana-mana lagi.
Sudah mi, kak AR. Terima kasih
banyak untuk hadiah ini. Teruslah berbahagia. (^_^)



0 komentar