Kamis, 29 Nopember 2012, 11:15. Jalan Muhajirin III (Si Kecil Aneh)
Kamis, November 29, 2012
Aku dan Ayu sedang berjalan menuju rumah
Engka, ketika seorang anak kecil, kira-kira kelas tiga SD, berlari ke arah
kami. Napasnya tersengal, pelan-pelan. Wajahnya mengguratkan lelah. Tiba-tiba
anak itu dengan polosnya menyapa kami,
“adeeek!”
Aku dan Ayu saling tatap. Heran.
“Haaa…adek?”
aku mengernyitkan dahi. Wah nih bocah abis kesambet jin kali ya.
Dan
tanpa basa-basi anak itu mengutarakan inginnya,
“teh
gelas ta’ dulu e.” (bacanya pakai logat
Makassar). Tanpa tedeng aling-aling, anak itu menyerobot teh gelas yang
dipegang Ayu. Aku dan Ayu kembali saling tatap. Kembali terheran-heran.
“Jangan
yang ini Dek, sudah mi kuminum bela.” Ayu menarik tangannya. Anak itu salah tingkah dan tersipu
malu.
“Yang
ini mi saja Dek. Haus ki’ kah?” aku
menyerahkan teh gelasku. Anak itu tersenyum. Setelah menyeruput sekali, anak
itu kembali menyerahkan teh gelas itu padaku.
“Ih ambil mi Dek. Ka sudah mi kita minum toh.” Aku menolaknya. Lagi
pula aku sudah mengikhlaskan teh gelas itu. Anak itu, sungguh lucu.
Menggemaskan. Aku suka sekali melihat senyumnya. Anak itu hanya menggeleng. Dan
aku, terus memaksanya.
“Nanti
pi padeng Kak, di depan rumahku pi.” Anak itu langsung berlari kecil
meninggalkan kami. Anak itu kembali sempurna membuat aku dan Ayu terbengong
heran.
Hanya
beberapa langkah. Anak itu ternyata sudah menunggu di depan pagar rumahnya.
Masih memasang senyumnya yang malu-malu.
“Ambil
mi ini teh gelas, Dek!” aku menyodorkan teh gelas itu
kembali. Dan anak itu, mengambilnya dengan malu-malu.
“Bilang
apa?”
“Terima
kasih Kak.” Anak itu tersenyum dan berlari ke dalam rumah.
Aduh adik kecil, walau pun aneh, aku
suka sekali dengan senyummu.
0 komentar